Mengapa Faktor Ekonomi Menjadi Penyebab Utama Meningkatnya Angka Putus Sekolah di Indonesia


Di Indonesia, angka putus sekolah masih menjadi permasalahan yang serius. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka putus sekolah di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 1,25 juta siswa. Salah satu faktor utama yang menyebabkan meningkatnya angka putus sekolah di Indonesia adalah faktor ekonomi.

Faktor ekonomi menjadi penyebab utama meningkatnya angka putus sekolah di Indonesia karena banyak keluarga yang tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka. Biaya pendidikan yang tinggi, seperti biaya sekolah, buku pelajaran, seragam, dan perlengkapan sekolah lainnya, seringkali menjadi beban yang berat bagi keluarga dengan pendapatan rendah. Akibatnya, banyak anak yang terpaksa putus sekolah karena tidak mampu melanjutkan pendidikan mereka.

Selain itu, kesenjangan ekonomi yang ada di masyarakat juga turut mempengaruhi tingginya angka putus sekolah di Indonesia. Keluarga yang berada dalam kondisi ekonomi yang sulit cenderung lebih rentan terhadap risiko putus sekolah, karena terbatasnya akses terhadap pendidikan yang layak. Sementara itu, keluarga yang mampu secara ekonomi lebih mudah untuk memberikan dukungan finansial dan fasilitas pendidikan yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka.

Upaya untuk mengatasi faktor ekonomi sebagai penyebab utama meningkatnya angka putus sekolah di Indonesia perlu dilakukan secara komprehensif. Pemerintah perlu meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi masyarakat yang berada dalam kondisi ekonomi rendah. Program beasiswa dan bantuan pendidikan perlu ditingkatkan agar anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa terkendala oleh faktor ekonomi.

Dengan mengatasi faktor ekonomi sebagai penyebab utama meningkatnya angka putus sekolah di Indonesia, diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sehingga, angka putus sekolah di Indonesia dapat ditekan dan anak-anak dapat memiliki masa depan yang lebih cerah.

Referensi:
1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2019). Statistik Pendidikan. Jakarta.
2. Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Laporan Tahunan Pendidikan 2020. Jakarta.